Rabu, 18 April 2012

Obyek Wisata Utama di Beijing

Museum Istana Kuno
Museum Istana Kuno yang dulu disebut Kota Terlarang adalah istana kaisar dinasti-dinasti Ming dan Qing, dan merupakan kelompok bangunan kuno terbesar dan paling utuh yang ada di Tiongkok sekarang ini. Luas bangunan Kota Terlarang 155.000 m persegi, merupakan benteng kota berbentuk persegi panjang, di empak sudutnya terdapat loteng bergaya indah, dikelilingi sungai pelindung selebar 52 m, membentuk benteng kota yang terjaga ketat dengan bangunan-bangunan yang indah megah, adalah intisari seni bangunan Tiongkok zaman kuno.
Taman Tiantan Beijing
Tiantan atau Kuil Langit adalah kuil yang terpenting dari kuil-kuil langit, bumi, matahari dan bulan di Beijing, merupakan kelompok bangunan ibadah zaman kuno terbesar yang masih ada di Tiongkok maupun dunia sekarang ini. Kuil Tiantan dibangun pada tahun 1420 sebagai tempat kaisar dinasti-dinasti Ming dan Qing menyembahyangi langit dan mohon panen raya, upacara sembahyang diadakan setiap musim semi untuk mohon panen raya, di musim panas untuk mohon hujan, dan di musim dingin adalah sembahyang untuk langit. Kuil Tiantan adalah karya bangunan yang sangat indah dan tak ada duanya di dunia baik dilihat dari segi struktur, mekanika maupun estetika. Kuil Tiantan kini sudah menjadi taman umum yang berciri khas di Beijing.
Taman Beihai
Taman Beihai yang terletak di distrik pusat kota Beijing adalah taman kerajaan di Tiongkok zaman kuno. Luas taman ini 71 ha, merupakan taman istana di luar ibukota dari dinasti-dinasti Liao, Jin dan Yuan, dan taman kerajaan dinasti-dinasti Ming dan Qing. Taman Beihai yang dijadikan taman umum tahun 1925 adalah salah satu taman kerajaan paling kuno, paling utuh dan paling representatif yang ada di Tiongkok sekarang ini. Tata ruangnya yang unik sangat fantastik.
Tian An Men
Gerbang Tian An Men yang dibangun pada tahun 1417 adalah gerbang depan kota kerajaan dinasti-dinasti Ming dan Qing, semula disebut Gerbang Cheng Tian Men, kemudian dua kali musnah terbakar, dibangun kembali pada tahun 1651 dan diganti namanya menjadi Tian An Men. Tian An Men yang disebut sebagai "Pintu Negara" adalah tempat berlangsungnya upacara penting pada zaman dinasti-dinasti Ming dan Qing. Tian An Men adalah intisari bangunan Tiongkok zaman kuno, dan karya seni bangunan terbaik yang memanifestasikan kecerdasan rakyat Tiongkok.
1 Oktober 1949, Ketua Mao Zedong memproklamirkan berdirinya Republik Rakyat Tiongkok di Gerbang Tian An Men, dengan demikian telah membuka lembaran baru dalam sejarah Tiongkok. Pada periode sejarah baru reformasi dan keterbukaan masyarakat Tiongkok, Tian An Men menarik tamu-tamu dari segala penjuru dunia dengan sejarahnya yang panjang, budayanya yang tebal dan kandungan seninya yang tinggi.
Taman Yihe
Taman Yihe (Taman Musim Panas) adalah taman zaman kuno yang terbesar dan terpelihara paling utuh di Tiongkok sekarang ini. Taman Yihe terletak di Distrik Haidian, Kota Beijing, luas 290 ha, 20 km lebih dari Tian An Men.
Taman Yihe terdiri dari Gunung Wanshou dan Danau Kunming, pemandangan sangat indah dan bangunan-bangunan sangat megah. Di taman ini terdapat lebih 3.000 bilik dalam berbagai bentuk, tata ruangnya terbagi menjadi komplek politik, kehidupan dan tamasya. Komplek politik yang berpusat pada Renshouduan adalah tempat Ibusuri Chixi dan Kaisar Guangxi berkantor, serta menemui para menteri dan perutusan negara lain. Komplek tempat tinggal yang terutama terdiri dari Balai Yulan, Paviliun Yiyun dan Balai Leshou adalah tempat tinggal Ibusuri Chixi, Kaisar Guangxi serta permaisuri dan para selirnya. Komplek tamasya terutama terdiri dari bukit depan dan belakang Gunung Wanshou serta Danau Belakang dan Danau Kunming, merupakan bagian utama dari Taman Yihe.
Taman Yihe sebagai taman klasik yang sangat terkenal di dunia sangat serasi tata ruangnya dan sangat indah pemandangannya, mencerminkan taraf sangat tinggi seni pertamanan Tiongkok.
Tembok Besar
Tembok Besar Badaling sepanjang lebih 6.000 km, adalah lambang bangsa Tionghoa dan salah satu bangunan yang terbesar di dunia. Tembok Besar Badaling yang terletak di Kabupaten Yanqing merupakan bagian dari tembok besar, proyek pertahanan yang besar di Tiongkok zaman kuno. Tembok Besar Badaling yang dibangun pada tahun 1505 itu adalah sektor Tembok Besar Dinasti Ming yang terpelihara paling baik, juga intisari dari Tembok Besar Dinasti Ming. "Bukan Kesatria Sebelum Sampai di Tembok Besar", demikian kata pepatah di Tiongkok. Tembok Besar adalah obyek wisata yang pasti dikunjungi wisatawan domestik dan asing dalam perjalanannya di Beijing. Sejauh ini banyak tokoh terkemuka di dunia telah berkunjung ke Tembok Besar Badaling.
13 Makam Dinasti Ming
13 Makam Dinasti Ming (Shisanling), yang merupakan makam dari 13 kaisar Dinasti Ming terletak di kaki Gunung Yanshan, Distrik Changping, Kota Beijing, luasnya sekitar 120 km persegi. Dalam kurun waktu 230 tahun sejak pembangunan Makam Changling (tahun1409) oleh Kaisar Yongle, Dinasti Ming sampai dimakamkannya Kaisar Chengzhen, kaisar terakhir Dinasti Ming, telah dibangun 13 makam kaisar yang sangat megah, 7 makam selir dan sebuah makam kasim. Di sini dimakamkan 13 kaisar, 23 permaisuri, 2 putra mahkota, 30 lebih selir dan seorang kasim.
Komplek makam yang dibangun antara 1409 dan 1644 itu sudah bersejarah 300 sampai 500 tahun. Luas komplek makam itu 40 km persegi, merupakan kelompok bangunan makam kaisar terbesar di dunia dan paling banyak kaisar dan permaisuri yang dimakamkan. Shisanling sebagai bagian dari budaya bangsa Tionghoa yang bersejarah lama berpadu degnan lanskap alam di sekitarnya, merupakan boyek wisata yang indah pemandangannya dan tebal konotasi budayanya.

Legenda Gunung Ciremai




Banyak yang mengklaim kalau jalur pendakian gunung Ciremai via pos Linggar Jati adalah jalur Walisongo.

Secara singkatnya,konon Walisongo melakukan perjalanan mendaki gunung Ciremai dan di pandu oleh kakeknya Sunan Gunung Jati. Pendakian di mulai dari desa Linggar Jati, dan Pos Ciebunar adalah tempat pertama rombongan Walisongo berkemah.
Medan pendakian lewat jalur ini memang terkenal paling sulit di banding dengan jalur-jaluir lain seperti Palutungan maupun Majalengka. Sampai – sampai kakeknya Sunan Gunung Jati kelelahan (mungkin karena pengaruh usia) pas di pertengahan gunung.
Kakeknya Sunan gunung Jati akhirnya memutuskan untuk tidak meneruskan pendakiannya,dan memilih beristirahat,dan mempersilahkan rombongan Walisongo untuk meneruskan pendakian dengan di temani oleh empat orang pengawalnya sang kakek.
Kakeknya Sunan Gunung Jati memilih istirahat sembari duduk bersila di atas batu besar. Batu inilah yang sekarang di kenal dengan sebutan Batu Lingga. Karena saking lamanya duduk untuk berkhalwat, sampai-sampai batu tempat duduk ini meninggalkan bekas dan berbentuk daun waru atau jantung.
Kakeknya Sunan Gunung Jati sampai lama di tengah gunung Ciremai karena sampai Walisongo sudah turun,Sang Kakek tidak mau ikut turun di karenakan malu.
Karenanya ada yang menyebutnya sebagai Satria Kawirangan.
Di atasnya sedikit dari Pos Batu Lingga ada pos Sangga Buana. Kalau di perhatikan di pos Sangga Buana ini,pohon-pohonnya ada yang unik. Yakni pucuknya meliuk ke arah bawah semua.
Konon, para pengawalnya Sang Kakek yang mestinya menemani Walisango ternyata juga tidak kuat meneruskan pendakian. Akhirnya mereka sepakat untuk mengikuti jejak Sang Kakek. Dan sebagai penghormatan kepada Sang Kakek,mereka membungkukkan badannya kebawah ke arah sang Kakek beristirahat.
Para pengawal ini atas kuasa Allah berubah menjadi pepohonan yang pucuk-pucuknya meliuk kebawah.
Sampailah rombongan Walisongo di bawah puncak 1 ciremai bertepatan dengan waktu sholat ashar tiba. Walisongo pun menunaikan sholat jamaah asar di bawah puncak satu.
Usai sholat asar rombongan Walisongo memutuskan untuk istirahat dan makan bersama.
Namun ketika akan mulai memasak,ternyata semua persediaan laukpauk dan bumbu-bumbunya sudah habis. Cuma ada garam dapur saja yang tersisa.
Seadanya yang penting ada yang di makan,walaupun cuma nasi putih campur garam tetap enak dan bisa untuk menambah tenaga baru.
Karena hal inilah puncak II Ciremai di namakan sebagai Puncak Pengasinan. Karenan cuma makan nasi sama garam yang asin rasanya.
Perjalanan Walisongopun di lanjutkan sampai ke puncak 1. Dan untuk menghormati Kakeknya Sunan Gunung Jati,Walisaongo berdoa minta petunjuk kepada Allah bagaimana cara penghormatan untuk orang sudah bersusah payah ikut memandu pendakian ini.
DenganIzin dan Kuasa Allah SWT, puncak tempat Walisongo berdiri amblas kedalam sampai kedalamannya sejajar dengan tempat Kakeknya Sunan Gunung Jati beristirahat di Batu Lingga.
Karenanya kawah Ciremai memang exotis namun menyeramkan jika di banding dengan dengan kawah-kawah gunung lainnya.
Hanya Allah SWT yang Maha Mengetahui semua kebenaran cerita ini.
Kisah ini pernah diceritakan oleh Mbah Saman,pemilik warung makan dan penginapan di jalur pendakian Linggar Jati. Tepatnya kurang lebih 100 meter setelah Pos pendaftaran.
Satu pesan dari Mbah Saman yang selalu kami ( KOMA PEKALONGAN ) ingat-ingat.
Kalau mau mendaki gunung dengan selamat, jangan melakukan pendakian dari belakang gunung.
Lakukanlah pendakian dari depan sebagai mana sopan santun kita terhadap orang tua.
Bagian depan gunung ialah apabila dilihat gunung itu berbentuk kerucut atau segi tiga.