Jakarta
(ANTARA) - Nilai tukar mata uang rupiah yang ditransaksi antarbank di
Jakarta Selasa pagi belum bergerak nilainya atau stagnan di posisi
Rp9.440 per dolar AS.
Pengamat pasar Milenium Danatama Sekuritas Abidin di Jakarta, Selasa
mengatakan, revisi pertumbuhan ekonomi global oleh lembaga dana moneter
internasional (IMF) membuat Bank Indonesia (BI) menjaga pergerakkan
nilai tukar.
"Pertumbuhan ekonomi global diperkirakan turun, kondisi itu memberi
dampak negatif bagi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS sehingga BI
mengintervensi agar fluktuasinya terkendali," kata dia.
Ia menambahkan, permintaan aset berisiko akan tergerus, pelaku pasar
cenderung menempatkan portofolionya pada "save heaven" untuk menjaga
nilai.
Ia mengatakan, investor juga masih mencemaskan kelambanan pembuat
kebijasanaan dalam memobilisasi dana "bailout" untuk membantu
negara-negara blok Euro yang bermasalah.
Meski demikian, kata dia, lemahnya data ekonomi AS dapat menjadi
sentimen negatif bagi mata uangnya. Hari ini akan terjadi tarik-menarik
sentimen di pasar.
Analis Samuel Sekuritas Lana Soelistianingsih menambahkan, penjualan
ritel AS untuk bulan Juni turun 0,5 persen dibanding bulan sebelumnya
tahun ini, turun dalam tiga bulan berturut-turut atau di sepanjang
triwulan ke-2.
"Penurunan ini diluar ekspektasi kalangan analis. Turunnya penjualan
ritel mengkonfirmasi ekonomi AS yang melemah di triwulan ke-2 sehingga
berdampak pada melambatnya serapan pasar tenaga kerja AS pada triwulan
tersebut," kata dia.
Namun, kata dia, the Fed mensinyalkan untuk memberikan stimulus jika kondisi pasar tenaga kerja AS memburuk.(rr)