Jumat, 30 Maret 2012

sipanse hewan tercerdas di dunia

 
Nama Indonesia : Sipanse
Common Name   : Chipanzee
Nama Latin          : Pan troglodites
Klasifikasi: Ordo Primata, Familia Pongidae
Deskripsi: Sipanse merupakan salah satu jenis primata yang tidak berekor. Tibuhnya berukuran besar, yang jantan mempunyai tinggi 77-92 cm, sedangkan yang betina mempunyai tinggi 70-85 cm. Berat tubuh yang dapat dicapai maksimum 50 kg. Tubuh tertutup oleh mantel rambut yang panjang dan lebat. Warna rambut hitam keabu-abuan. Bentuk wajah dengan dagu yang sedikit menggantung, bibir tipis dan tonjolan alis tampak jelas. Satwa ini mempunyai telinga yang ukurannya relatif besar. Dada nampak bidang, anggota tubuhnya nampak berukuran panjang, meskipun jari-jarinya pendek-pendek. Lengan dan tangannya nampak kuat. Wajah anak-anaknya sipanse mirip dengan induknya hanya dibedakan telinga yang tampak kemerahan dan rambutnya tidak lebat, dan tampak jarang.
Perilaku: Satwa ini hidup di atas pohon, bergerak di antara dahan dan ranting atau dapat juga ditemui melakukan pergerakan di atas tanah. Pada waktu malam satwa ini akan tidur pada sarang di atas pohon yang dibuat pada waktu sore hari sebelumnya. Hidup berkelompok, jumlahnya sampai 40 ekor. Kelompok diatur dalam organisasi yang rapi. Hirarki kelompok berdasarkan pada induk betina dan anak-anaknya yang telah hidup bersama-sama selama bertahun-tahun. Satwa ini berkomunikasi dengan menggunakan suara-suara yang amat komplek dan pergerakan-pergerakan tubuh, anggota tubuh dan ekspresi wajah. Ekpresi wajah yang sering ditunjukkan yakni menunjukkan gigi, sebagai tanda ancaman.
Reproduksi: Sipanse akan matang kelamin setelah berumur12-15 tahun. Perkawinan betina akan melayani beberapa ekor pejantan. Siklus seksual Sipanse betina berlangsung selama 35 hari. Lama bunting 225 hari, setelah anak dilahirkan maka induk akan mengasuh sampai anaknya berumur 4 tahun.
Pakan: Di habitat aslinya Sipanse makan dari beberapa jenis buah, juga daun-daunan. Pada musim kemarau satwa ini akan memakan biji-bijian, bunga dan bagian pohon yang lunak, sangat menyukai tonjolan batang pohon yang diakibatkan terkena jamur. Selain makan dari bagian-bagian tanaman satwa ini juga memakan beberapa jenis binatang dan bagian-bagiannya.
Habiat: Bervariasi antara savana, hutan kayu, dan hutan tropika. Tersebar di Afrika Barat dan Afrika Tengah yang meliputi Zaire, Sinegal dan Tasmania. Catatan: Di dalam CITES satwa ini dikatagorikan Appendix I.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar