Nama Indonesia : Sipanse
Common Name : Chipanzee
Nama Latin : Pan troglodites
Klasifikasi: Ordo Primata, Familia Pongidae
Deskripsi: Sipanse merupakan salah satu jenis
primata yang tidak berekor. Tibuhnya berukuran besar, yang jantan
mempunyai tinggi 77-92 cm, sedangkan yang betina mempunyai tinggi 70-85
cm. Berat tubuh yang dapat dicapai maksimum 50 kg. Tubuh tertutup oleh
mantel rambut yang panjang dan lebat. Warna rambut hitam keabu-abuan.
Bentuk wajah dengan dagu yang sedikit menggantung, bibir tipis dan
tonjolan alis tampak jelas. Satwa ini mempunyai telinga yang ukurannya
relatif besar. Dada nampak bidang, anggota tubuhnya nampak berukuran
panjang, meskipun jari-jarinya pendek-pendek. Lengan dan tangannya
nampak kuat. Wajah anak-anaknya sipanse mirip dengan induknya hanya
dibedakan telinga yang tampak kemerahan dan rambutnya tidak lebat, dan
tampak jarang.
Perilaku: Satwa ini hidup di atas pohon, bergerak di
antara dahan dan ranting atau dapat juga ditemui melakukan pergerakan
di atas tanah. Pada waktu malam satwa ini akan tidur pada sarang di atas
pohon yang dibuat pada waktu sore hari sebelumnya. Hidup berkelompok,
jumlahnya sampai 40 ekor. Kelompok diatur dalam organisasi yang rapi.
Hirarki kelompok berdasarkan pada induk betina dan anak-anaknya yang
telah hidup bersama-sama selama bertahun-tahun. Satwa ini berkomunikasi
dengan menggunakan suara-suara yang amat komplek dan
pergerakan-pergerakan tubuh, anggota tubuh dan ekspresi wajah. Ekpresi
wajah yang sering ditunjukkan yakni menunjukkan gigi, sebagai tanda
ancaman.
Reproduksi: Sipanse akan matang kelamin setelah
berumur12-15 tahun. Perkawinan betina akan melayani beberapa ekor
pejantan. Siklus seksual Sipanse betina berlangsung selama 35 hari. Lama
bunting 225 hari, setelah anak dilahirkan maka induk akan mengasuh
sampai anaknya berumur 4 tahun.
Pakan: Di habitat aslinya Sipanse makan dari
beberapa jenis buah, juga daun-daunan. Pada musim kemarau satwa ini akan
memakan biji-bijian, bunga dan bagian pohon yang lunak, sangat menyukai
tonjolan batang pohon yang diakibatkan terkena jamur. Selain makan dari
bagian-bagian tanaman satwa ini juga memakan beberapa jenis binatang
dan bagian-bagiannya.
Habiat: Bervariasi antara savana, hutan kayu, dan
hutan tropika. Tersebar di Afrika Barat dan Afrika Tengah yang meliputi
Zaire, Sinegal dan Tasmania. Catatan: Di dalam CITES satwa ini
dikatagorikan Appendix I.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar